Langkah awal memotret milky way

Oktober 11, 2018



Alam semesta tidak pernah berhenti membuat kita takjub, tersusun atas galaksi yang berisi kumpulan  bintang, planet serta materi yang menghubungkan satu dengan yang lainnya teratur dalam sistem yang terikat dengan gaya gravitasi. 


akan ada rasa yang timbul ketika melihat kemegahan mahakarya dari sang pencipta yang terkadang ingin kita abadikan dalam sebuah gambar, meskipun hanya sebagian kecil saja namun tetap luar biasa.

Milky way atau galaksi bimasakti yang kita tempati sering dijadikan sebagai objek foto yang manantang karena diperlukan pemahaman dan penerapan yang berkembang sejalan dengan pengalaman. oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat berniat memotret milky way.


Prep Work (Persiapan)

Dimana
Untuk mengambil foto milky way sangat disarankan untuk memilih tempat yang minim polusi cahaya, daerah perkotaan menghasilkan polusi cahaya yang sangat besar sehingga objek milky way yang akan diambil jadi tidak terlihat dan hanya menghasilkan gambar langit yang over-exposure. untuk mempermudah pencarian lokasi terbaik bisa dengan melihat acuan dari 'Light Polution Map' atau 'Dark Sky Finder' untuk versi mobile nya.


Light Polution Map pulau Jawa, Indonesia

apa yang perlu dilihat dari peta tersebut adalah gradien yang menunjukkan perbedaan intensitas cahaya dimana area putih menunjukkan area paling terang sedangkan area hitam menunjukkan area paling gelap. gradien tersebut memvisualisasikan 'Bortle Scale', untuk mempermudahnya area kuning bisa digunakan sebagai rekomendasi minimum sebagai acuan mulai.


Expanded Color Scale

selain itu subjek seperti danau, pohon yang terisolasi, bebatuan besar dan gunung sangat membantu komposisi keseluruhan dari milky way

Kapan
Waktu dan dibagian bumi mana yang kita tinggali akan mempengaruhi bagian dari milky way yang akan terlihat. tanpa perencanaan memotret milky akan terasa sia-sia karena jika salah dalam menentukan waktu dan tempatnya kalian tidak akan menemukan objek yang akan kalian foto.


Stellarium for Windows

ada saat dimana memotret milky way berada dalam kondisi terbaik dan ada kalanya tidak, umumnya  dilakukan saat bulan april - september diarah selatan. untuk memperoleh waktu yang tepat gunakan bantuan software seperti 'Stellarium' atau 'Sky Guide' dan melihat perkiraan cuaca serta kondisi bulan, karena akan mempengaruhi hasil atau visibilitas dari milky way.


Taking the Shot (Pengambilan Gambar)

Using the right gear
Meski memotret pada dasarnya adalah ''using the gear you've already got", memotret dalam kondisi gelap seperti milky way akan menjadi tantangan tersendiri dimana batasan dari kamera serta kemampuan dari seorang fotografer itu sendiri diuji. 



memotret milky way mengharuskan kalian menggunakan Shutter Speed yang rendah dan kecepatan ISO yang tinggi, untuk lebih jelas mengenai Shutter Speed dan ISO bisa membaca post sebelumnya tentang 'Intip Fotografi'. apapun kamera yang digunakan penggunaan ISO yang tinggi akan berdampak besar pada kualitas gambar yang dihasilkan.

sensor kamera telah mengalami berbagai peningkatan beberapa tahun terakhir, jadi jangan merasa bahwa kalian memerlukan kamera terbaik saat ingin memulai memotret milky way. gunakan kamera yang ada jika dirasa perlu, upgrade gear saat kalian butuh batasan baru untuk dilampaui.



Gunakan tripod ketika memotret milky way, tripod disini hukumnya wajib karena getaran sedikit saja dapat merusak hasil dari gambar yang kalian ambil.  untuk memaksimalkannya dapat juga menggunakan aksesoris tambahan seperti intervalometer atau smartphone kalian sebagai remote saat memotret.

Shoot in M (Milky Way mode)



untuk mengakses penuh seluruh parameter saat memotret gunakan Mode Manual dan pastikan output hasil jepretan dalam format RAW sehingga memberikan fleksibilitas lebih saat dilakukan post processing nantinya.

- Aperture & ISO
Untuk bukaan atau Aperture karena nilainya bervariasi dari setiap lensa kalian perlu mengatur lensa pada bukaan yang lebar atau nilai f-number terkecil. sedangkan untuk kecepatan ISO, pilihlah nilai ISO di angka tertinggi yang tetap mampu menjaga kualitas foto dari noise.
- Shutter Speed


Screen shot dari Dark Skies app yang mengkalkulasikan 500,600 rules, Gambar tersebut menunjukkan perbedaan ukuran lensa dapat menghasilkan perbedaan exposure time meski dengan focal lenght yang sama. Souce: Medium

Pemilihan shutter speed menjadi hal yang paling 'tricky' saat memotret milky way karena jika salah atau berlebih maka akan menghasilkan 'star-trail' dimana objek bintang yang seharusnya terlihat titik berubah menjadi garis, hal tersebut dikarenakan rotasi bumi dan pergerakan benda-benda langit lain. sebenarnya terdapat formula dalam memilih shutter speed sesuai dengan ukuran lensa dan focal lenght tapi untuk lebih mudahnya bisa menggunakan bantuan aplikasi 'Dark Skies'.
-Fokus
saat memotret milky way jangan pernah gunakan fitur auto-fokus karena kamera akan sulit untuk fokus pada objek akibat kondisi gelap. cukup gunakan manual fokus dan set fokus pada 'infinity'  sesuaikan ring fokus dengan cara zooming pada salah satu bintang dan ambil sampel gambar untuk melihat apakah hasilnya sudah fokus. syaratnya bintang harus terlihat berupa titik-titik padat tanpa 'halo' atau 'bokeh'.
-Komposisi
Cobalah mengambil berbagai sample gambar baik lanscape maupun potrait dalam long exposure maupun short exposure karena ketika memotret milky way lingkungan dalam kondisi gelap sehingga sulit untuk menentukan komposisi yang pas. carilah inspirasi dari hasil karya orang lain jika perlu coba reka ulang foto yang mereka hasilkan.


Milky way Mt. Bromo and Mt Semeru

Memotret milky way memang memerlukan ketekunan dan kesabaran, jangan terlalu kecewa jika hasil yang kalian ambil terlihat kurang memuaskan. itu semua butuh proses tapi perlu diingat bahwa gambar yang dihasilkan saat memotret milky way perlu dilakukan post processing setelahnya.





You Might Also Like

1 komentar

Subscribe